Keikhlasan serta semangat yang tinggi, membuat usman kiram
malinpono, terus bertahan menjadi seorang guru demi menanamkan dasar agama
kepada generesi penerus bangsa.
Kepiawaiannya dalam mendidik serta memimpin suatu sekolah
tidak di ragukan lagi, hampir seluruh sekolah di Kota Sawahlunto ini,
dijajakinya. Mengabdi demi mencerdaskan anak bangsa, telah ia lakoni lebih
kurang 40 tahun, sampai sekarang semanggat itu belumlah pudar dalam
sanubarinya.
Dengan mengayuh sepeda ontel, pria yang sering di sapa
ayah itu, mengawali karirnya pada tahun
1974, pada sekolah dasar ( SD ) 07 di sawahlunto, sebagai guru agama islam.
Tidak lama berselang, ia juga di tawari untuk mengajar pada
sekolah Pendidikan Guru Agama ( PGA ) yang berada di Kenagarian Kolok,
Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto, meskipun Usman Kiram yang sering disapa
dengan panggilan ayah UK, hanya tamatan Sekolah Guru Agama, namun berkat
keyakinannya serta motifasi dari pimpinan sekolah akhirnya ia menerima tawaran
tersebut.
Menurut UK, untuk proses belajar mengajar pada sekolah PGA
tersebut dilakukan pada sore hari, dengan arti kata, waktu subuh ia memacu
sepeda untuk melaksanakan tugas Negara, dan sorenya ia juga mengabdi untuk
kampong halamannya itu, hal ini berlangsung sampai tahun 2003.
Petualang pria kelahiran 1943 tersebut, Tidak hanya sampai
di situ, setelah Ia memasuki masa pensiunnya, profesinya sebagai guru agama
sampai sekarang terus di jalanninya.
Namun ia bukan lagi menjadi pimpinan pada sekolah dasar
maupun menjadi guru pada sekolah PGA, melainkan ia mengabdikan dirinya pada
Madrasah Diniyah Awaliah ( MDA ), di kenagarian kolok.
Sejarah MDA kolok
MDA ini pada dasarnya, merupakan rentetan dan lanjutan
pendidikan agama di nagari kolok, yang dimulai semenjak zaman penjajahan, hidup
dan mati pendidikan agama di kala itu juga di rasakannya.
Berkat kegigiahan para pemuka agama, pada tahun 1964
didirikanlah kembali sekolah Madrasah, sesuai dengan pembaharuan pendidikan
agama dikala itu, maka atas anjuran Kepala Inspeksi Pendidikan Agama Kabupaten
Sijunjung, madrasahpun bertukar nama manjadi Pendidikan Guru Agama, swasta 4
tahun.
Mendapat dorongan dan sambutan masyarakat yang sangat baik,
PGA Swasta, berubah status, dari swasta
menjadi Negeri. Hanya dalam waktu empat tahun, pada 8 Juli 1968 PGA swasta
telah berubah menjadi PGA Negeri.
Pesatnya pendidikan di PGAN 4 Tahun, serta membludaknya
murid yang datang dari berbagai daerah memberikan nilai tersendiri bagi sekolah
pencetak guru agama itu. Memasuki 1970 PGAN 4 Tahun kembali ditingkatkan
menjadi PGAN 6 tahun. tentulah hal ini semakin memberikan daya tarik bagi
masyarakat daerah tetangga. Mulai dari Solok dengan Sulit Air, Paninjauan,
Tanjung Balit serta X Koto Diatas, serta Kabupaten Tanah Datar dengan Padang
Ganting, Saruaso, Tanjung Emas. Namun masa kejayaan itu harus berakhir pada
tahun 1978.
Meskipun PGA sudah tidak ada lagi, namun semanggat para
pemuka agama di kenagarian kolok, masih tetap bergejolak, hal ini di tandai
dengan semakin meningkatnya jumlah siswa dan siswi untuk menuntut ilmu agama
pada Madrasah Diniyah Awaliayah ( MDA ), terang UK.
Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA ), merupakan pendidikan
informal yang berfokus kepada dasar pendidikan agama kepada anak usia dini,
dengan melakukan pembelejaran pada sore hari, yang mana seluruh materi
pembelajarannya menyangkut ilmu agama, yaitu, Bahasa Arab, fiqih, Aqidah
Akhlak, Alquran Hadist, SKI, serta khot.
Dalam pembelajaran, sekolah tersebut tidaklah mengejar
target pokok pembahasan, melainkan dengan cara penguasaan materi.
“semenjak ia mulai mengajar dari PGA sampai sekarang,
sekolah tersebut belumlah banyak mengalami perubahan”, jika dilihat dari minat
masyarakat serta para siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat antusias.
Ungkapnya.
Dengan mengunakan gedung serta mobiler bekas, sekolah
tersebut tetap berkobar di Kenagarian Kolok, bahkan instalasi listrikpun
belumlah terpasang sampai sekarang. Hal ini tentunya karena minimnya keuangan
pada sekolah tersebut.
MDA ini bisa hidup dan bertahan, karena adanya semanggat
dari para tokoh agama serta donator, yang menyumbangkan jasa serta materi,
namun dari pada itu ia juga berharap kepada pemerintahan kota serta kementerian
agama Kota Sawahlunto, untuk bersama – sama membantu mewujudkan agar sekolah
ini terus berkembang, shingga akan bisa terujudnya generasi muda yang madani.
Lebih lanjut UK menjelaskan, adapun jumlah siswa yang
mengikuti pendidikan saat sekarang ini berjumlah 96 orang, yang 80% di dominasi
oleh siswa dari Kolok Mudik.
Lelaki yang paroh baya itu, juga mengakatan, menjadi seorang
guru merupakan pekerjaan yang mulia, karena tugas utama dari guru adalah untuk
membentuk karakter siswa, serta memberikan sumbangan ilmu kepada masyarakat,
jelasnya.
Ia juga sering meningatkan kepada teman se profesinya itu, “
sebelum mengajar yang paling utama adalah diamkan seluruh siswa, barulah proses
belajar mengajar dimulai”, katanya.
Posting Komentar